Pasca Teror Selandia Baru, Muslim Merasakan Hubungan Kuat Satu Sama Lain

Pasca Teror Selandia Baru, Muslim Merasakan Hubungan Kuat Satu Sama Lain

Pasca Teror Selandia Baru, Muslim Merasakan Hubungan Kuat Satu Sama Lain
Perdana Menteri Jacinda Ardern memeluk seorang pengunjung masjid di Masjid Kilbirnie pada 17 Maret 2019 di Wellington. (Foto: Themuslimtimes.info)

LONDON (Suaramuslim.net) – Setelah serangan teror Christchurch Selandia Baru yang secara biadab menewaskan 51 jemaah masjid, jutaan orang seluruh dunia baik Muslim maupun non-Muslim, berbagi penderitaan mereka bersama. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa dampak mengerikan dari peristiwa traumatis itu dirasakan berbeda oleh Muslim global.

Pada 15 Maret 2019, seorang nasionalis kulit putih Australia membunuh 51 orang, termasuk wanita dan anak-anak, dan melukai 49 lainnya di masjid Nur dan Linwood di kota Christchurch.

Menurut situs web Inggris Metro, Universitas Sussex telah mengajukan studi baru yang meneliti bagaimana perasaan umat Islam setelah peristiwa tragis tersebut. Ditemukan bahwa Muslim “merasakan hubungan yang kuat satu sama lain.”

“Rasa persatuan yang mendalam dan ‘berbagi penderitaan’ di antara orang-orang yang bahkan tidak pernah bertemu satu sama lain, sebagai sifat yang umum bagi umat Islam pada khususnya dan fenomena ini disebut oleh peneliti sebagai ‘trauma perwakilan,’ mengalami rasa sakit yang dihadapi umat Islam lain,” tulis penelitian itu.

Penelitian yang berfokus pada dampak kejahatan kebencian Islamofobia terhadap Muslim Inggris, menemukan bahwa “Muslim berbaur dengan kesadaran umat, sebuah komunitas bersama.“

“Kami menemukan bahwa komunitas Muslim mengalami ikatan moral yang kuat yang didasarkan pada sistem kepercayaan budaya dan agama bersama. Ini terkait dengan konsep persaudaraan atau ‘ummah’ yang berarti komunitas orang beriman,” kata Profesor Mark Walters, penulis utama studi Universitas Sussex, kepada Metro.co.uk.

Menurut penelitian, jika Muslim menerima berita tentang Muslim lain yang menderita kekerasan atau pelecehan di mana mereka mungkin berada di dunia, mereka kemungkinan besar akan mengalami “trauma perwakilan” atau “berbagi penderitaan.”

Yang juga perlu diperhatikan adalah fakta bahwa umat Islam merasakan hal ini bagi umat Islam lain yang bahkan mungkin ribuan mil jauhnya dan bahkan dalam kasus tidak adanya ikatan pribadi.

Amaliah, sebuah platform Muslim di Inggris, mengadakan acara yang disebut Soul Sessions untuk membantu wanita Muslim menangani trauma setelah serangan teroris Christchurch.

“Setelah serangan Selandia Baru terjadi, kami merasa ada perasaan bersedih secara komunal, itu benar-benar mengganggu dan membuat marah komunitas kami dengan cara yang belum pernah kami lihat sebelumnya. Konsep one ummah menunjukkan pada saat itu. Meskipun berada di Selandia Baru, rasanya seperti Finsbury Park dengan mudah,” ujar seorang rekan bernama Nafisa pada acara yang dipandu oleh Amaliah.

Sumber: Metro.co.uk.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment