Surabaya (suaramuslim.net) – Pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Timur 2018 kali ini masih sulit diprediksi siapa yang bakal unggul. Menurut Surochiem Abdus Salam, peneliti dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), sampai hari ini hasil survei menunjukkan kedua pasangan calon (paslon) sangat tipis selisihnya dalam hasil survei. Ini dipaparkan Surochiem dalam Acara Obrolan Aktual Seputar Kebangsaan (Oase Bangsa) Suara Muslim Radio Network, Rabu (21/3/2018).
“Misalkan hari ini kita adakan pilgubnya, maka yang menang justru kelompok Undecided voters dan swing voters. Nilainya mencapai 40 persen. Sedangkan masing-masing paslon masih sekitar 30 persen saja. Undecided voters adalah pemilih yang belum menentukan siapa pilihannya. Lalu disebut swing voters karena mereka ini sangat mudah berubah pilihan politiknya,” jelas Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) UTM ini.
Ketika selisihnya tipis seperti ini, maka hal kecil menjadi penting. “Ketika jarak tipis antarpaslon, maka semua jadi penting. Dalam pesta demokrasi, banyak hal yang bisa mempengaruhi pilihan dan tidak lagi sederhana,” ulasnya dalam acara yang digelar di Universitas Muhammadiyah Surabaya ini.
Kalau tren sebelumnya publik masih suka kandidat yang tampan, cantik, tegas atau aspek fisik lainnya, kini kecenderungannya sudah mulai berubah. “Masyarakat mulai memperhatikan aspek kinerja, visi misi, program kerja, kualitas dan kompetensi. Dan sekitar 20 persen pemilih sulit dikendalikan. Sehingga tiap detik masih sangat mungkin berubah pilihan. Ini yang patut dicermati masing-masing paslon dan tim suksesnya,” ungkapnya.
Sekitar 30,2 juta masyarakat Jatim akan menentukan gubernur dan wakil gubernunya untuk lima tahun mendatang. “Gubernur Jatim mendatang punya banyak PR. Paling utama adalah angka kemiskinan. Kemudian diikuti sektor infrastruktur, pendidikan, penyediaan lapangan kerja, stabilitas harga, kesehatan dan pertanian. Maka komitmen inilah yang kita harapkan dari kedua paslon ini,” tandasnya.
Reporter: Ahmad Jilul Qurani Farid
Editor: Oki Aryono
