Puasa Syawal Tak Hanya Diganjar Pahala Setahun Puasa

Puasa Syawal Tak Hanya Diganjar Pahala Setahun Puasa

Puasa Syawal, Tak Sekadar Diganjar Pahala Setahun Puasa

Suaramuslim.net – Jika selama ini kita memahami fadhilah melakukan puasa syawal adalah mendapatkan pahala puasa setahun penuh. Dalam tulisan ini menjelaskan fadhilah lain yang jauh lebih besar dari itu.

Salah satu ibadah sunnah yang banyak mendatangkan manfaat adalah puasa syawal. Puasa ini adalah Puasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh.  Adapun beberapa manfaat yang didapatkan dengan melakukan puasa syawal adalah sebagai berikut.

Puasa Syawal bagaikan shalat sunnah rawatib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan, karena pada hari kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah. Sebagaimana keterangan yang datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di berbagai riwayat. Mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum muslimin memiliki kekurangan dan ketidaksempurnaan, maka hal itu membutuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya.

Membiasakan puasa setelah Ramadhan mungkin menjadi tanda diterimanya puasa amal ibadah seseorang saat Ramadhan, karena salah satu ciri diterimanya amalan, apabila kualitas dan kuantitas amalan itu semakin meningkat. Hal ini terkait dengan pertolongan Allah ta’ala kepada hambaNya yang memberi petunjuk kepada orang-orang yang dikehendaki. Karena, pada dasarnya, meningkatnya amal ibadah seseorang akan berdampak baik pada pelakunya. Misalnya, seseorang akan menjadi lebih tenang dalam menghadapi permasalahan hidup hingga berbagai kemudahan yang Allah sediakan untuk menolong hambaNya. Persis seperti yang Allah firmankan dalam QS. At Thalaq ayat 2, “Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan memberinya jalan keluar.”

Sebagian orang bijak mengatakan, “Pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya.” Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama. Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan perbuatan yang buruk maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.

Puasa Ramadhan, dapat mendatangkan maghfirah atau ampunan atas dosa-dosa masa lalu. Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya ldul Fitri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah Idul Fitri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa. Karena dengan dosa-dosa yang terampuni, akan membuat seorang hamba lebih dekat dengan penciptanya.

Beramal Sholih sama dengan Bersyukur

Oleh karena itu termasuk sebagian ungkapan rasa syukur seorang hamba atas pertolongan dan ampunan yang telah dianugerahkan kepadanya adalah dengan berpuasa setelah Ramadhan. Tetapi jika manusia itu malah menggantinya dengan perbuatan maksiat maka ia termasuk kelompok orang yang membalas kenikmatan dengan kekufuran. Analogi yang cocok, seperti seseorang yang membangun sebuah bangunan megah lantas menghancurkannya kembali.

Allah ta’ala berfirman, “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali.“ (An-Nahl: 92)

Dan di antara manfaat puasa enam hari bulan Syawal adalah amal-amal yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan mulia ini, selama ia masih hidup. (muf/smn)

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment