6 Tips Buka Puasa dengan Gorengan dan Anda Gak perlu takut

6 Tips Buka Puasa dengan Gorengan dan Anda Gak perlu takut

6 Tips Buka Puasa dengan Gorengan dan Anda Gak perlu takut

Suaramuslim.net – Di bulan puasa seperti saat ini, gorengan menjadi kudapan favorit yang selalu diburu masyarakat tiap harinya. Hampir di setiap daerah di Kota Surabaya, selalu ada penjual gorengan. Macamnya ada banyak. Mulai dari bakwan (ote-ote), tahu isi, tempe goreng, martabak mie, lompia, pastel, pisang goreng, dan masih banyak lagi.

Gorengan atau segala makanan yang digoreng rupanya juga menjadi salah satu penyebab banyaknya penderita penyakit kolesterol di Indonesia.

Meski dianggap tidak baik bagi kesehatan tubuh, faktanya masyarakat tetap saja mengkonsumsinya rutin. Apalagi saat dicocol dengan saus sambal atau petis hitam yang super pedas, siapa pun pasti akan tergoda. Nah, agar tetap bisa menikmati makanan favorit ini, kita bisa mensiasatinya lho, caranya?

Kurangi penggunaan tepung terigu

Apakah Anda sering menggunakan tepung terigu serba guna? Tepung jenis ini memang banyak digunakan karena bisa lengket di makanan dengan sempurna. Hanya saja kandungan gluten di dalamnya bisa menyerap minyak jauh lebih banyak. Sebagai alternatif, kita bisa membuat adonan dari tepung beras atau tepung jagung.

Tambahkan Baking Soda dalam Adonan Tepung

Menambahkan baking soda atau mencampurkan air berkarbonasi dalam adonan tepung ternyata punya manfaat lho. Cara ini bisa melepaskan gelembung-gelembung gas makanan saat digoreng dan mengurangi penyerapan minyak. Manfaat lain, menjadikan gorengan semakin renyah.

Masak sendiri

Memasak gorengan sendiri bisa menjamin kualitas serta kebersihan bahan yang digunakan. Agar lebih sehat, kita bisa mengkombinasikan gorengan dengan beberapa sayuran seperti wortel, tauge, sayur kangkung, dan sebagainya.

Gunakan Minyak Zaitun (Olive Oil)

Minyak zaitun merupakan salah satu jenis minyak terbaik yang bisa digunakan untuk menggoreng makanan. Dibandingkan jenis minyak lain (corn oil, sunflower oil, soybean oil), minyak zaitun lebih stabil di suhu tinggi. Itu artinya kita bisa menggunakan minyak zaitun lebih lama dibandingkan jenis minyak lain. Bahkan bisa juga menjaga kualitas dan nutrisi makanan tersebut. Minyak zaitun yang paling direkomendasikan adalah Virgin atau Extra Virgin.

Gunakan Minyak Jernih

Sebisa mungkin kita memakai minyak yang masih jernih. Jika sudah digunakan berulang kali, minyak tersebut bisa membuat rasa masakan tidak enak. Tak hanya itu, kandungan nutrisi dalam minyak bekas bisa dibilang hilang, atau hampir tidak ada.

Jadi, kalau ada sisa makanan yang masih ada di minyak, segera buang. Atau usahakan tidak menggunakan minyak yang sama berulang kali. Selalu ganti minyak untuk menggoreng setelah 3 kali penggorengan. Bukan hanya lebih sehat, warna dari minyak baru juga lebih cantik dan bersih.

Jaga suhu minyak dan Jangan terlalu lama menggoreng

Gorengan yang sehat adalah yang proses penggorengannya tidak terlalu lama, dan tidak berulang-ulang. Agar minyak tidak terlalu panas, sebaiknya kita mengatur suhunya. Kalau minyak kurang panas, maka butuh waktu lebih lama untuk memasak dan minyak yang diserap makin banyak. Tapi kalau terlalu panas, gorengan akan makin cepat gosong.

Suhu minyak yang tepat untuk menggoreng adalah sekitar 150-200 derajat celcius. Menurut penelitian, semakin panas temperatur yang digunakan akan berdampak pada pembentukan senyawa bernama akrilamida, yang berkaitan dengan meningkatnya faktor risiko penyakit jantung dan kanker. Ketika warna gorengan telah menjadi cokelat keemasan, segera angkat.

Agar kandungan minyak dari gorengan yang telah dimasak tidak terlalu banyak, langkah yang kita lakukan adalah meniriskan gorengan tersebut sebelum dikonsumsi. Atau kita bisa menggunakan tisu makanan atau kertas pohong untuk menyerap minyak berlebih. Tindakan ini juga bisa mengantisipasi tenggorokan kering dan sakit setelah makan gorengan.

Perlu diketahui, meski beberapa tips diatas bisa menjadikan gorengan buatan kita lebih sehat, namun tetap harus dalam batasan tertentu, tidak berlebihan. Karena sesuatu yang berlebihan pada dasarnya tidak baik untuk kesehatan tubuh.

Kontributor: Siti Aisah*
Editor: Oki Aryono

*Lulusan S1 Ilmu Komunikasi Unair

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment