Umar dan Pendobrak Kesenyapan   

Umar dan Pendobrak Kesenyapan   

Umar bin Khattab, Sang Pendobrak Kesenyapan
Ilustrasi laki-laki berturban. (Ils: Minanews)

Suaramuslim.net – Keislaman Umar bin Khaththab benar-benar memberi inspirasi dan dorongan kepada kaum muslimin yang dalam keadaan lemah dan takut serta kurang percaya diri. Sejak Umar masuk Islam, jantung umat Islam menjadi kokoh dan kaum muslimin berani menampakkan keislamannya. Inilah salah satu kontribusi Umar sehingga ajaran yang dibawa Nabi langsung bersinar terang dan manusia tak lagi menyembunyikan identitas aslinya.

Umar benar-benar memecah kesenyapan keimanan kaum muslimin. Tidak salah apabila Umar disebut Al-Faruq, karena dialah yang berani tampil beda dan memperjelas posisi yang haq dan yang batil. Salah satu buktinya, sebagaimana pengakuan Abdullah Ibnu Mas’ud bahwa sejak Umar masuk Islam, maka kaum muslimin berani salat di depan ka’bah. Ini sebuah gebrakan yang luar biasa. Padahal sebelumnya tidak ada kaum muslimin yang berani melakukannya secara terbuka. Di sinilah Umar layak disebut sebagai generasi pendobrak kebatilan yang sudah menguasai kaum Quraisy dan Jazirah Arab.

Umar dan Kualitas Dirinya

Salah satu di antara keistimewaan Umar bin Khattab adalah keberaniannya dalam menyuarakan kebenaran. Keberanian inilah yang mengantarkan dirinya sebagai manusia istimewa sehingga mengantarkan dirinya memperoleh jaminan surga. Rasulullah mengabarkan pernah dalam mimpinya melihat di surga, dan melihat ada seorang wanita yang sedang berwudhu di samping istana. Nabi bertanya kepada wanita itu, “Siapa pemilik istana ini?” Wanita ini menjawab milik Umar.

Pada kesempatan yang lain, Nabi menceritakan dalam mimpinya melihat dirinya masuk surga dan melihat istana dari emas. Ketika ditanya milik siapa istana ini. Maka dikatakan bahwa istana itu milik seorang pemuda. Rasulullah mengira pemuda itu dirinya. Tetapi orang-orang menjawab itu milik Umar.

Keistimewaan Umar yang lain, Nabi pernah mengatakan, “Andaikata ada nabi setelah aku, maka Umar adalah orangnya. Umar disebut “Muhaddatsun,” yakni orang yang sering menerima ilham. “Dan umatku yang sering menerima ilham itu adalah Umar.”  Sebelum keislaman Umar, Nabi pernah berdoa, “Muliakan Islam dengan salah satu di antara dua orang ini, Abu Jahal bin Hisyam atau Umar bin Khaththab.” Dan ternyata doa Nabi itu mengarah pada diri Umar bin Khaththab.

Sebelum masuk Islam, Umar dikenal sebagai orang yang kejam dan sadis. Namun tanda-tanda keislamannya pernah disaksikan oleh seorang perempuan yang hendak hijrah bersama suaminya. Saat itu pasangan suami istri berniat hijrah ke Madinah karena penyiksaan terhadap orang-orang muallaf yang demikian keras. Mereka berdua bersepakat pergi ke Madinah secara sembunyi-sembunyi. Ketika suaminya berpisah untuk satu keperluan, istrinya bertemu dengan Umar. Saat ketemu, Umar bertanya kepada kepada perempuan itu, “Mau hendak kemana?” Maka dengan penuh ketakutan, perempuan itu menjawab, “Aku mau pergi ke bumi lain sehingga bisa menyembah Allah dengan leluasa.” Ketika suaminya datang, perempuan ini menceritakan pada suaminya tentang pertemuannya dengan Umar. Suaminya justru menyatakan, “Tidak mungkin Umar bin Khaththab masuk Islam kecuali keledainya Khaththab yang masuk agama Islam.” Perempuan itu menjawab, pada saat itu aku melihat kelembutan di wajah Umar dan seolah-olah ada tanda-tanda mau masuk Islam.

Kepribadian Umar yang istimewa ketika Allah meletakkan rasa segan pada diri manusia ketika berjumpa dengannya. Sa’ad bin Abi Waqqash pernah menceritakan Umar pernah minta izin masuk rumah Rasulullah. Saat itu Nabi bersama para wanita Quraisy yang sedang berbicara dengan Nabi. Para wanita mengeluarkan suara lebih keras daripada suara Nabi. Ketika Umar datang, maka para wanita itu berdiri dan mengenakan hijabnya. Pada saat Umar masuk rumah, maka Nabi tertawa. Maka Umar bertanya, “Apa yang membuatmu tertawa Ya Rasulullah?” Maka Nabi menjawab, “Aku tadi di dekat wanita-wanita itu, dan begitu mereka mendengar suaramu, tiba-tiba mereka diam dan mengenakan hijab.”

Demikian wibawanya Umar, Nabi  menggambarkan sosok Umar sebagai pribadi yang ditakuti setan, Nabi mengatakan, “Demi diriku yang ada di tangan-Nya, tidaklah kamu, wahai Umar berjalan di suatu jalan dan setan bertemu di jalan yang kamu lalui, maka setan akan memilih jalan lain.” Ini menunjukkan kewibawaan Umar hingga setan tidak ingin bertemu Umar dan menghindar dari pertemuan dengan Umar.

Ketegasan dan kewibawaan Umar bisa dilihat dari kisah seorang wanita kecil yang datang kepada Nabi. Dikisahkan bahwa setelah suasana damai pascaperang, datanglah seorang wanita budak hitam kecil kepada Nabi dan berkata, “Jika aku pulang dalam keadaan selamat, maka aku akan menabuh rebana.” Maka ketika ia menabuh rebana, datanglah Abu Bakar, kemudian datang lagi Ali dan disusul Utsman. Ketika Umar datang, maka wanita itu langsung melempar rebananya dan menyembunyikannya dengan mendudukinya. Saat ini Nabi mengatakan, “Sesungguhnya setan itu takut kepadamu ya Umar.”

Umar bin Khattab merupakan sosok pribadi yang memiliki sejumlah keistimewaan, di antaranya adalah pribadi yang mendobrak kemapanan sosial. Ketika kebanyakan manusia tidak berani menunjukkan keislamannya karena takut. Umar berhasil menghilangkan kesenyapan, sehingga menginspirasi kaum muslimin yang lain untuk menunjukkan keislamannya secara terbuka. Pribadi yang yang agung inilah yang membuat Umar disegani oleh siapapun. Bahkan setan pun memilih lari dan menghindar bertemu Umar. sosok Umar ini layak disebut sebagai pendobrak kebatilan yang dimotori setan.

Surabaya, 19 Februari

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment