Wisuda Akbar ke-10 Griya Al-Qur’an, mendoakan pemilu damai hingga kemerdekaan Palestina

Wisuda Akbar ke-10 Griya Al-Qur’an, mendoakan pemilu damai hingga kemerdekaan Palestina

Wisudawan Terbaik dan Cabang Terbaik dalam Wisuda Akbar ke-10 Griya Al-Qur'an.

SURABAYA (Suaramuslim.net) – Wisuda Akbar Tahfidzul Qur’an ke-10 yang digelar Griya Al Qur’an ternyata tak hanya mengukuhkan santrinya sebagai hafidz, tapi juga dipenuhi dengan panjatan doa agar Indonesia tetap damai menjelang Pemilu 2024 mendatang.

Hal ini disampaikan oleh Falah Burhani, Ketua Panitia Wisuda Akbar ke-10 Griya Al Quran yang digelar di UINSA, Ahad (03/12/2023).

“Kita tahu sendiri, bahwa setiap kali pemilu selalu ada peluang disintegrasi bangsa ini. Perbedaan pilihan bisa jadi penyebab keretakan hubungan bahkan di keluarga sekalipun,” katanya.

Untuk itulah, ia menambahkan bahwa Indonesia ini butuh doa dari orang-orang yang doanya didengar oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

“Para penghafal Al Qur’an ini istimewa. Mulutnya tak pernah berhenti melantunkan Al Qur’an. Baik saat menambah hafalan, mengulang-ulang ayat-ayat yang dihafal hingga upaya untuk terus mempertahankan hafalannya. Mereka ini orang-orang yang dekat dengan kitab suci, dekat dengan Tuhannya. Doanya tidak bisa dianggap enteng,” kata pria yang biasa dipanggil Ustadz Falah itu.

Wisuda Akbar Griya Al Qur’an, Falah menambahkan, adalah momen yang mengumpulkan para penghafal Al Qur’an. Karenanya, ia berharap bisa memanfaatkan kehadiran para hafidz itu dengan sebaik-baiknya untuk mendoakan bangsa.

“Ini cocok dengan tema Wisuda Akbar Griya Al Qur’an tahun ini: Satu Dekade untuk Negeri menjadi Insan Qurani,” jelas Falah.

Ia menjelaskan, bahwa peserta yang hasir untuk mengikuti Wisuda Akbar ini dari berbagai cabang dan mitra Griya Al Quran yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Sebanyak 274 peserta. Yang tertua berusia 76 tahun. Kebetulan usianya sama 76 tahun, berasal dari cabang Jakarta hingga Surabaya,” kata Falah.

Peserta yang diwisuda pun berasal dari beragam kategori, ada yang 1 juz hingga 30 juz Al Qur’an.

“Sebelum diwisuda, para peserta ini harus terlebih dahulu melalui proses tasmi’ atau menyetorkan hafalannya ke para ustadz Griya Al Qur’an. Jika lolos, mereka akan jadi peserta wisuda,” katanya.

Ia kemudian menyampaikan apresiasinya kepada para peserta yang bersusah payah menghafal Al Qur’an meskipun di usia yang tidak lagi muda, apalagi mereka menghafalkan Al Qur’an di tengah berbagai kesibukan.

“Sekali lagi mereka ini istimewa, in syaa Allah doanya ampuh, langsung tembus ke langit,” kata pria yang hafidz 30 juz Al Qur’an ini.

Selain berdoa untuk kedamaian Indonesia menjelang Pemilu 2024, wisudawan dan hadirin juga mendoakan masyarakat di Palestina.

“Kami juga menggalang donasi yang akan disalurkan ke Gaza dalam kegiatan ini. Ini bentuk dukungan kami ke Palestina,” tegasnya.

Dalam kegiatan ini, panitia Wisuda Akbar ke-10 Griya Al Qur’an mengundang KH Cholil Nafis, Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI Pusat dan Ustadzah Nabilah Abdul Rahim Bayan, juri Hafidz Indonesia, salah satu program di salah satu stasiun TV.

Kontributor: Wirawan
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment