JAKARTA (Suaramuslim.net) – Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dalam waktu dekat akan menerapkan teknologi nir sentuh di jalan tol, bernama GNSS (Global Network Satellite System). Teknologi ini diklaim akan mampu meningkatkan pelayanan dan mengatasi kemacetan di jalan tol.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyoroti bisa jadi hal tersebut benar adanya. Namun YLKI memiliki sejumlah catatan terkait penarapan GNSS di jalan tol.
Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi mengatakan, secara teknis operasional teknologi GNSS berpotensi tidak efektif, bahkan menjadi teknologi yang mangkrak. Mengingat, GNSS berbasis internet yang terkoneksi pada smartphone milik konsumen.
“Hal ini ada kelemahannya, misalnya bagaimana kalau internetnya putus karena masuk ke area blank spot? Atau paket/pulsa internet konsumen habis? Akibatnya mobil konsumen tidak bisa ditrekking alias menjadi ghost vehicle,” ujar Tulus.
Model GNSS, imbuh Tulus, juga akan terkendala persoalan data kepemilikan mobil di Korlantas Mabes Polri, dikarenakan sistem ERI (Electronic Regident Identification) hingga kini belum sepenuhnya beres. Akibatnya banyak mobil yang bukan atas nama pemegangnya/pemiliknya.
“Oleh karena itu penerapan sistem GNSS patut dikaji ulang, guna menghindari terjadinya produk gagal, alias muspro. Kita minta BPJT dan pemerintah menghindari potensi conflict of interest dalam kebijakan ini, tutup Tulus dalam rilis yang diterima Suaramuslim.net, Kamis (23/7).
Reporter: Chamdika Alifa
Editor: Muhammad Nashir