Suaramuslim.net – Siklus menstruasi adalah serangkaian perubahan pada tubuh wanita untuk mempersiapkan kehamilan. Namun bukan berarti jika tidak haid atau menstruasi terlambat, seorang wanita sudah pasti hamil. Menstruasi terlambat juga bisa disebabkan oleh hal lain, seperti stres, merokok, penyakit tertentu, hingga efek samping kontrasepsi hormonal.
Siklus menstruasi tiap wanita berbeda-beda. Panjang siklus menstruasi yang normal adalah 21-35 hari, dihitung dari hari pertama menstruasi bulan ini, hingga hari pertama menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi biasanya sama setiap bulannya, namun ada juga saat-saat haid datang terlambat.
Lantas apa saja yang menjadi penyebab haid telat yang sering terjadi?
Penyebabnya bisa bermacam-macam. Bagi yang masih belum menikah, penyebab sering telat haid bisa karena terlalu lelah. Contohnya, belajar terlalu keras bagi yang masih sekolah atau kuliah, atau berolahraga kelewat berat. Belum seimbangnya hormon dalam tubuh juga bisa menyebabkan remaja telat datang bulan. Fenomena remaja telat datang bulan memang sering terjadi.
Seberapa umumkah telat haid atau datang bulan?
Telat atau terlambat haid adalah kondisi yang sangat umum dengan penyebab beragam. Bisa karena hormon, aktivitas seksual, kekurangan gizi, stres, hingga adanya penyakit kronis.
Kabar baiknya, telat haid atau terlambat datang bulan bisa ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko yang ada. Silakan diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut. Di bawah ini suaramuslim.net merangkum 10 penyebab telat haid pada wanita.
1. Alat kontrasepsi
Pil KB atau pil pencegah kehamilan mengandung hormon estrogen dan progestin yang mencegah indung telur melepaskan sel telur. Dibutuhkan waktu hingga enam bulan agar siklus menstruasi kembali konsisten setelah berhenti mengonsumsi pil ini. Alat Kontrasepsi hormonal yang ditanam atau disuntik juga dapat menyebabkan menstruasi terlambat.
Itu karena kontrasepsi ini menunda jumlah waktu antar periode. Sebenarnya tidak ada kontrasepsi yang 100 persen efektif untuk mencegah kehamilan. Jadi, jika tidak menstruasi tiga atau empat hari setelah tidak aktif minum pil KB, segera periksa kehamilan.
2. Stres
Ketika stres, hormon dan bagian otak yang bertanggung jawab mengatur siklus menstruasi, yaitu hipotalamus, akan terganggu. Selain itu, berat badan bisa naik atau turun secara drastis sebagai akibat dari stres. Itu semua dapat memengaruhi siklus menstruasi. Pada kasus tertentu, hal ini bisa menyerupai gejala kehamilan palsu. Jika menstruasi terlambat disebabkan oleh stress, disarankan untuk berlatih teknik relaksasi, mengubah gaya hidup, dan rutin berolahraga agar siklus haid kembali lancar.
3. Obesitas
Penambahan berat badan bisa memicu perubahan hormonal pada wanita. Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan indeks massa tubuh 25-30, atau lebih dari 30, memiliki risiko tinggi mengalami menstruasi terlambat. Diet dan olahraga mungkin akan disarankan oleh dokter jika obesitas menjadi faktor penyebab menstruasi terlambat yang kamu alami.
4. Berat badan turun
Menstruasi terlambat kemungkinan dialami oleh perempuan dengan gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia. Jika berat badan kamu kurang 10 persen dari berat badan ideal, fungsi tubuh akan terganggu dan ovulasi (proses salah satu indung telur melepaskan sel telur) pun terhenti. Mengobati gangguan makan dan menaikkan berat badan secara sehat dapat mengembalikan siklus haid yang normal.
5. Gangguan tiroid
Telat datang bulan bisa disebabkan oleh gangguan tiroid. Di dalam tubuh kelenjar ini berperan dalam mengatur metabolisme tubuh. Nah, andaikan kelenjar tiroid terganggu dan tidak bekerja dengan baik, salah satu imbasnya adalah siklus menstruasi dapat terganggu.
Lalu, seperti apa sih gejala ketika kelenjar tiroid terganggu? Beragam, mulai dari kerontokan rambut, mudah lelah, berat badan naik-turun drastis, hingga menstruasi yang lebih banyak dari biasanya.
6. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
PCOS juga bisa memicu siklus menstruasi terlambat. Masih asing dengan penyakit ini? PCOS merupakan adanya kelainan pada hormon dan sistem metabolisme tubuh sehingga fungsi indung telur terganggu. Nah, kondisi ini yang ujung-ujungnya menyebabkan telat datang bulan atau menstruasi terhambat.
Sayangnya, penyebab PCOS belum diketahui pasti. Tetapi, ada dugaan kuat kalau penyakit ini berkaitan dengan kondisi lain. Contohnya, sindrom metabolik atau resistensi insulin.
7. Amenorrhea
Masih asing dengan penyakit ini? Amenorrhea adalah salah satu gangguan reproduksi pada wanita. Gejalanya ditandai dengan tidak terjadinya menstruasi pada suatu periode atau masa menstruasi.
Amenorrhea terdiri dari dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Primer ini merupakan kondisi ketika seseorang belum pernah mengalami menstruasi ketika usia sudah lewat dari 16 tahun. Sedangkan sekunder bila seorang wanita di usia subur (tidak sedang hamil), tapi tidak mendapatkan haid kembali setelah 3-6 bulan dari haid terakhir.
8. Penyakit Celiac
Penyakit celiac merupakan penyakit autoimun karena mengonsumsi gluten. Ketika tubuh mengonsumsi gluten, maka sistem imun memberikan reaksi, sehingga merusak lapisan usus halus. Nah, ketika usus halus rusak, penyerapan nutrisi menjadi terhambat (malabsorbsi nutrisi) sehingga menyebabkan menstruasi terhambat.
9. Ketidakseimbangan hormon
Selain dua hal di atas, ketidakseimbangan hormon juga bisa memicu telat datang bulan. Ada dua hormon yang memainkan peran di sini. Pertama, hormon estrogen yang memengaruhi kesuburan dan siklus haid. Lalu, kedua ada hormon progesteron yang membantu mengatur sistem reproduksi dalam mempersiapkan terjadinya kehamilan, termasuk siklus haid.
Nah, jika salah satu hormon tersebut bermasalah, maka siklus haid dan kesuburan akan terpengaruh. Lalu, apa yang membuat hormon-hormon itu tidak seimbang? Macam-macam faktor pendorongnya, seperti stres, kegemukan, atau terlalu kurus.
10. Hormon prolaktin berlebih
Menstruasi terlambat dapat disebabkan oleh produksi hormon prolaktin yang tidak normal. Hormon yang dihasilkan di kelenjar pituitari ini akan meningkat pada masa menyusui, namun bisa juga terjadi akibat kondisi medis tertentu, misalnya penyakit ginjal dan tumor kelenjar pituitari di otak. Peningkatan hormon prolaktin ini dapat memengaruhi kinerja hormon lain yang berperan dalam proses menstruasi, yaitu estrogen dan progesteron.