Suaramuslim.net – Sungguh miris, beberapa waktu belakangan marak terjadi kasus bunuh diri yang diduga akibat stres dan depresi berkepanjangan yang diderita pelaku. Sebut saja kematian idol K-pop Kim Jong Hyun akibat sengaja menghirup karbon monoksida dari briket batu bara (18/12) serta kematian pegawai bank yang lompat dari apartemen lantai sepuluh (8/1). Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar karena hampir setiap orang pernah merasakan gejala stres dan depresi. Namun, tidak jarang pula orang yang mampu menghadapi serta melewatinya dengan baik. Mengapa demikian?
Pengertian Stres dan Depresi
Dilansir dari salah satu laman kesehatan hellosehat.com, stres adalah bentuk reaksi pertahanan diri ketika seseorang berada dalam situasi yang penuh dengan tekanan. Untuk melindungi diri dari tekanan, otak akan memproduksi sejumlah hormon dan senyawa kimia seperti adrenalin, kortisol dan norepinefrin. Di saat yang bersamaan, darah mengalir ke bagian-bagian tubuh yang merespon tekanan tersebut sehingga menyebabkan fungsi otak menurun. Inilah yang menyebabkan seseorang akan sulit berpikir jernih ketika sedang stres.
Pada laman yang sama juga dijelaskan mengenai pengertian depresi. Depresi adalah penyakit mental yang ditandai dengan memburuknya suasana hati, perasaan, stamina, pola tidur, dan tingkat konsentrasi penderitanya. Stres dan depresi mempengaruhi seseorang dengan cara yang sama. Namun, gejala depresi lebih intens dan menimbulkan rasa keputusasaan.
Penyebab Stres dan Depresi
Dra. (Psi) Zulia Ilmawati menyebutkan bahwa ada tiga penyebab utama stres dan depresi. Diantaranya adalah lingkungan (keluarga, masyarakat, negara), badan, dan pikiran. Badan dan pikiran dapat dimasukkan dalam faktor individu. Sedangkan perubahan pada tubuh seseorang dan pikiran yang terus menerus juga menginterpretasikan isyarat-isyarat dari lingkungan yang tidak tepat. Selain itu, ada pula faktor pemicu terjadinya depresi seperti kejadian tragis yang dialami, trauma masa kecil, masalah ekonomi, ketergantungan narkotika dan alkohol, dan banyak lagi.
Cara Menghadapi Stres dan Depresi
Pandangan hidup seseorang sangat berpengaruh pada bagaimana orang tersebut menjalani kehidupannya. Padangan hidup yang berkembang di masyarakat adalah matrealistis atau menjadikan materi sebagai tolok ukur sebuah keberhasilan seseorang. Hal inilah yang menyebabkan manusia merasa gelisah dan tertekan ketika kehilangan pekerjaan, harta benda, anak, kekuatan fisik, cinta, dan sebagainya. Seseorang akan merasa ‘gagal’ apabila tidak mencapai hal tersebut, sehingga ia merasa bahwa hidupnya tidak berguna lagi.
Sangatlah penting bagi seorang Muslim untuk menancapkan aqidah sebagai pondasi atau landasan dalam menjalani kehidupan. Aqidah menuntun manusia untuk memahami hakikat manusia diciptakan. Pemahaman ini lah yang mampu mengubah mindset seseorang terhadap suatu masalah dan memunculkan optimisme dalam menjalani hidup. Ketika seseorang stres dan depresi, ada kecenderungan untuk mencari solusi yang bersifat sesaat seperti merokok, minum minuman keras, menggunakan narkoba, bahkan bunuh diri. Sayangnya, solusi tersebut bukan menyelesaikan masalah melainkan menambah masalah baru.
Ada pula yang mengalihkan stres dan depresi ke arah yang positif, yaitu dengan berdzikir, bermunajat, tasawuf, dan sebagainya. Namun, perlu juga diingat bahwa manusia juga perlu ikhtiar dalam menyelesaikan masalahnya. Solusi yang tepat untuk menghadapi stres dan depresi adalah penyelesaian masalah secara menyeluruh dan sistemik serta perubahan cara pandang mengenai tolok ukur keberhasilan manusia. Karena sejatinya hakikat manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah. Jika manusia mengembalikan masalahnya kepada Allah, niscaya tidak ada hal yang sukar untuk dilewati.
Kontributor: Dinda Sarihati Sutejo
Editor: Muhammad Nashir