Inilah yang Membuat Bahagia Para Suami

Inilah yang Membuat Bahagia Para Suami

kebahagiaan suami

Suaramuslim.net – Selama ini, ada anggapan kebahagiaan suami terletak pada harta, tahta dan wanita. Benarkah harta tahta dan wanita merupakan sumber kebahagiaan bagi kaum pria? berikut ulasannya.

Rasulullah shalallahi alaihi wa salam telah  menjelaskan  indikator kebahagiaan sejati kaum pria mencakup tiga kunci. Jika tiga kunci ini telah didapatkan maka pria akan meraih kebahagiaan sejatinya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengungkapkan standar hidup yang disepakati masyarakat kita, sebagaimana sabdanya, “Tiga kunci kebahagiaan seorang laki-laki (1) Istri salehah, yang jika dipandang membuatmu semakin sayang, jika kamu pergi ia membuatmu merasa aman karena bisa menjaga kehormatan dirinya dan hartamu, (2) kendaraan yang baik, yang bisa mengantar kemanapun pergi, (3) rumah yang lapang, damai, penuh kasih sayang.” (H.R.Abu Daud).

Bahagia dengan Istri Salehah

Ternyata hal pertama yang menjadi kunci kebahagiaan pria adalah istri yang salehah. Setiap hal yang indah di dunia, adalah perhiasan dunia, namun yang paling indah di antara semua, adalah istri yang salehah.

Allah ta’ala sudah memberikan rincian bagiamana istri yang memiliki tipe ini. “Maka wanita yang salehah adalah yang taat, lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah menjaga mereka.” (QS. an Nisa’:34).

Pria yang sudah berumah tangga pastinya sudah merasakan bagaimana menderitanya memiliki istri yang tidak salehah. Mereka harus mengelus dada akibat pembangkangan yang dilakukan istri, saat ditinggalkan suami mereka melakukan tindakan yang bisa mempermalukan nama baik suaminya, serta istri-istri yang hanya menghabiskan harta suaminya ketika ditinggal.

Hal di atas begitu menyakitkan hati para suami. Mereka akan merasakan betul bagaimana dirinya gagal membina wanita yang dipilihnya untuk menjadi istri tersebut. Itulah mengapa, memiliki istri salehah menjadi salah satu indikator kebahagiaan seorang pria.

Lihat saja, begitu bahagianya Rasulullah ketika hidup di rumah kecil yang sempit, namun tetap mengatakan bahwa ‘Rumahku adalah surgaku’, apa rahasianya, ya, karena didalam rumah tersebut ada istri-istri yang saleh yang selalu membahagiakannya.

Rumah yang Lapang, Damai dan Penuh Kasih Sayang

Berapa banyak rumah mewah yang begitu luas namun isinya terasa seperti di neraka? Tidak jarang para pria merasa sedih ketika pulang dari kerja namun mendapati suasara rumahnya tidak kondusif.

Akan sangat begitu terasa, membuat rumah terasa damai dan penuh kasih sayang tidaklah mudah. Dengan ketidaksepahaman istri, atau anak-anak yang mulai membangkang dan melawan akan membuat isi kepala begitu penuh dengan permasalahan.

Sulitnya menciptakan rumah yang lapang, dan penuh kedamaian inilah yang menjadi salah satu indikator mengapa hal ini menjadi kunci kebahagiaan pria. Bayangkan bahagianya jika memiliki istri salehah, tidak menambah pikiran suami yang sudah bertanggungjawab penuh terhadap keluarga, serta memiliki anak-anak yang taat, yang menyambut ayahnya dengan senyum kebahagiaan ketika pulang kerja.

Apalagi dengan rumah yang lapang, anggota keluarga menjadi lebih leluasa dalam bercengkrama. Rumah yang lapang akan bisa menampung banyaknya anggota keluarga cukup untuk menerima tamu, menampung jamaah untuk shalat bersama atau ingin mengadakan kajian rutin keagamaan.

Kendaraan yang Bisa Mengantar Pergi Kemana pun

Pada zaman Rasulullah kendaraan bisa dalam bentuk onta, kuda, keledai. Namun kini kendaraan tersebut bertransformasi menjadi mobil, sepeda motor, pesawat, kapal dan seterusnya.

Sebagian mungkin saja memilikinya untuk membanggakan diri dan sombong. Namun sebagian lagi tidak berlaku demikian. Karena sejatinya Allah ta’ala tidak ingin hamba-Nya miskin dan meminta-minta. Namun harus kaya agar bisa membantu orang lain yang membutuhkan.

Rasulullah memiliki Al Qashwah, unta putih yang tangkas, berkualitas tinggi, gesit, sehat dan sangat sehat dan kecepatannya mengangumkan. Beliau juga memiliki Duldul, keledai hadiah dari Maqaiqus yang sangat kuat dan kokoh jalannya. Bahkan keledai ini berumur panjang sampai masa kepemimpinan Muawiyah radhiyallahu ‘anhu. Kuda beliau juga tangkas, cepat dan gesit.

Namun kendaraan yang bagus bukanlah kendaraan yang super mewah seperti Ferrari, Porsche, Jaguar, Lamborghini, dan kawan-kawannya yang digunakan untuk membanggakan diri dan sombong. Namun kendaraan yang justru menjadi penunjang aktivitas ibadah, mempercepat pengembangan diri dan mempermudah jalan dakwah.

Kontributor: Mufatihatul Islam
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment