Para Pemanah Tangguh yang Dimiliki Umat Islam

Para Pemanah Tangguh yang Dimiliki Umat Islam

Para Pemanah Tangguh yang Dimiliki Umat Islam

Suaramuslim.net – Memanah, satu dari tiga jenis olahraga yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam riwayat Hadits Sahih Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda, ”Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang, dan memanah,” (HR Bukhari, Muslim). Di riwayat lain, Rasulullah juga bersabda, “ Hendaknya kalian latihan menembak karena itu permainan yang paling bagus bagi kalian”.

Busur dan pedang menjadi simbol kejayaan Islam pada masa Rasulullah beserta para sahabatnya saat itu. Nabi beserta ribuan pasukan muslim berperang mempertaruhkan harta benda dan nyawa mereka demi membela agama Allah. Dengan bersenjatakan panah, kaum Muslimin berhasil memetik kemenangan di medan tempur.

Diceritakan dalam sebuah kisah bahwa kepandaian memanah adalah kunci kemenangan pasukan yang dipimpin oleh Sultan Muhammad Alfatih saat berjuang merebut Konstatinopel pada abad ke-14. Pasukan Alfatih terlebih dahulu berenang mengarungi Selat Bosphorus, kemudian berkuda sembari melepaskan ribuan anak panah untuk mengobrak-abrik pasukan musuh. Hingga akhirnya, mereka berhasil merebut kemenangan.

Sebuah artikel yang tayang di Republika pada 2015 lalu mengisahkan sejarah Islam bahwa Allah subhanahu wa ta’ala mengutus Malaikat Jibril untuk memberikan busur dan dua anak panah kepada Nabi Adam. Kedua benda itu kemudian digunakan untuk membunuh seekor burung yang mencuri tanaman milik Adam.

Panglima perang umat Islam yang paling tangguh, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga merupakan sosok pemanah handal. Konon kabarnya tiga buah anak panah yang diyakini milik sang nabi hingga kini masih tersimpan di istana Topkapi, Istanbul, Turki.

Di zaman Rasulullah, beberapa sahabat nabi juga dikenal ahli dalam memanah. Sehingga mereka turut serta ke medan perang melawan musuh-musih umat Islam.

Rafi bin Khadij RA

Saat itu usianya masih 15 tahun. Kaum muslimin, baik remaja, dewasa bahkan anak-anak pun sedang giat menyiapkan segala peralatan dan kekuatan menghadapi perang uhud. Salah satu perang paling bersejarah dalam perjuangan umat Islam. Diantara pasukan yang sedang mempersiapkan senjata berperang, ada Rafi bin Khadij.

Khadij, nama ayah dari sang anak remaja diatas datang menemui Rasulullah untuk meminta agar putra kesayangannya diperbolehkan bertarung di medan perang. Sang ayah lalu menyampaikan kemampuan anaknya dalam hal memanah dan memainkan tombak. Lucunya, saat bertemu Rasulullah, Rafi berdiri dengan berjinjit agar terlihat lebih tinggi.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam pun mengamati dengan seksama kemampuan Rafi, hingga akhirnya nabi mengizinkannya. Sebelumnya, dalam perang badar Rasulullah dengan tegas melarang Rafi ikut berperang.

Dalam perang Uhud, Rafi terkena panah di bagian bawah ketiak. Seraya menahan sakit, pemuda itu mendatangi Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, tolonglah anak panah ini dicabut”. Rafi berharap dengan bantuan Rasulullah, lukanya lekas membaik sehingga bisa meneruskan berperang.

Rupanya Rasulullah memberikan pilihan yang tak biasa. Beliau berucap, “Hai Rafi, aku bisa mencabut panah ini beserta mata panahnya dan engkau akan segera sembuh. Tetapi jika engkau mau, aku akan mencabut panah ini dan meninggalkan mata panahnya di tubuhmu, dan aku akan bersaksi pada hari kiamat bahwa engkau mati syahid”. Rafi memilih agar mata panah itu tetap di tubuhnya. Akhir cerita putra Khadij itu meninggal pada masa khalifah Muawiyah.

Sa’ad bin Abi Waqash

Sa’ad bin Abi Waqqash bin Wuhaib bin ‘Abdi Manaf  berasal dari Bani Zuhrah. Dia adalah paman Rasulullah yang dikenal sebagai sosok berani, kuat, dan bersungguh-sungguh dalam keimanan.

Bukti keteguhan iman Sa’ad tercermin dari kalimat yang keluar dari ucapannya “Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan agamaku dan tidak akan berpisah darinya”. Ketika sang ibu yang dalam kondisi lemah dan sakit memaksanya keluar dari Islam, namun Sa’ad tetap teguh dalam pendiriannya. Dia berkata “Wahai Ibu, demi Allah, andai engkau memiliki tujuh puluh nyawa yang keluar satu demi satu, maka aku tetap tidak akan meninggalkan agamaku untuk selama-lamanya”.

Salah satu kegemaran dan keahlian yang dimiliki oleh Sa’ad bin Abi Waqqash adalah memanah. Dia disebut sebagai orang pertama yang melemparkan anak panah dalam perjuangan di jalan Allah.

“Aku adalah orang ketiga yang paling dulu masuk Islam, dan aku adalah orang yang pertama kali memanah musuh di jalan Allah. Dia adalah orang ketiga yang paling dulu masuk Islam, dan orang pertama yang memanah musuh di jalan Allah”.

Dalam sebuah peperangan, Sa’ad mampu membunuh banyak musuh. Setiap tembakan panahnya selalu tepat sasaran hingga membuat musuh-musuhnya tewas seketika. Setiap kali gerakannya yang cepat mampu melesatkan busur panah hingga membuat musuh mati, Sa’ad berucap, “Ini adalah panah yang diberkahi Allah”.

Ada sebuah informasi, bahwa di akhir zaman kelak semua teknologi perang akan musnah dari muka bumi. Satu-satunya senjata yang bisa dipakai oleh orang Islam adalah panah. Sehingga sebagai bentuk kecintaan kita terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sudah sepantasnya umat Islam membudayakan olahraga panahan, di samping berenang dan olahraga berkuda. Selain berpahala, ketiga olahraga tersebut punya banyak manfaat, baik dari segi kesehatan, maupun emosional.

Kontributor: Siti Aisah*
Editor: Oki Aryono

*Lulusan S1 Ilmu Komunikasi Unair

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment