Bahaya Virus Ujub (Berbangga Diri)

Bahaya Virus Ujub (Berbangga Diri)

Bahaya Virus Ujub (Berbangga Diri)

Suaramuslim.net – Salah satu virus berbahaya yang bisa menimpa ulama atau orang-orang yang diberi kelebihan tertentu adalah sifat ujub (angkuh, sombong dan merasa bangga berlebihan terhadap kemampuan diri).

Ilmu dan keistimewaan lain yang dimiliki berpotensi menimbulkan ujub. Dengan keilmuan atau kelebihan yang dipunya, ada kecendrungan untuk merendahkan atau meremehkan orang di bawahnya.

Kisah yang diabadikan Al Quran antara Adam dan Iblis misalnya menunjukkan bahwa sifat ujub itu sangat berbahaya. Iblis tidak mau diperintah sujud kepada Adam dengan logika yang dibuat-buat untuk membenarkan persepsi dangkalnya.

“Aku lebih baik daripada Adam. Engkau ciptakan aku dari api; sementara Adam dari tanah.”

Padahal, argumentasi iblis ini belum tentu benar. Di sisi lain, sebenarnya tidak ada lagi argumentasi di hadapan perintah ilah. Yang ada hanyalah ketaatan.

Berbeda dengan Adam. Beliau diberi keunggulan dengan ilmu. Namun, ketika melakukan kesalahan, dirinya insaf, mengaku salah dan mau memperbaiki diri dengan taubat. Keunggulan yang dimiliki tidak membuatnya ujub dan tetap taat kepada Allah Subhanahu wata’ala.

Qabil pun –meski putera Adam – ketika berhasil memenuhi ambisinya untuk membunuh saudaranya (Habil), harus belajar pada burung gagak untuk menguburkan jasad saudaranya. Maka, tidak ada ruang untuk ujub bagi manusia seberapa unggul dan pintar sekalipun.

Demikian juga kisah Musa ‘alaihis salam. Ketika beliau merasa menjadi orang paling berilmu. Beliau pada akhirnya belajar kepada Khidir. Khidir memang bukan nabi dan levelnya di bawah Musa, namun Khidir memiliki ilmu yang tidak dimiliki Musa. Karenanya, Musa rela belajar kepada Khidir.

Kisah burung hud-hud juga bisa dijadikan pelajaran. Hewan yang dinilai kecil oleh kebanyakan manusia, bahkan Nabi Sulaiman pun mengancamnya atas keabsenannya dalam rapat penting. Tak lama setelah ancaman dikeluarkan, Hud-Hud pun datang dengan menyampaikan alasan, “Aku baru datang karena membawa berita penting yang tidak engakau ketahui.”

Bayangkan figur agung sekelas Sulaiman masih ada ilmu yang belum diketahui. Menarik nya, justru hewan yang akan dia ancam lebih mengetahuinya. Sebuah berita dari negeri Saba yang meloloskannya dari siksaannya.

Dari beberapa kisah tersebut, ada pelajaran-pelajaran penting:

Pertama, jangan ujub dengan keilmuan, kelebihan dan keunggulan pribadi. Di atas orang berilmu masih ada Maha Berilmu (Allah Subhanahu wata’ala) atau seberapa unggulnya dirimu pasti ada yang jauh lebih unggul.

Kedua, jangan meremehkan siapa dan apapun walau itu dalam pandangan umum kecil. Sebab boleh jadi Allah simpan potensi yang tadik kita miliki padanya, sedang kita membutuhkannya. Ketiga, orang bisa terangkat dan selamat dari mara bahaya karena ilmu.

Oleh Mahmud Budi Setiawan, Lc*
Editor: Oki Aryono

*Tim Konten AQL Islamic Center (Pimpinan Ustadz Bachtiar Nasir), alumnus Univ. Al Azhar Mesir

Di tengah arus media mainstream yang tidak berpihak kepada umat Islam. Dan di tengah pesimisme publik terhadap media Islam, akibat banyaknya portal dengan label keislaman yang cenderung menyebarkan berita provokatif atau bahkan cenderung hoaks. Bantu Kami menghadirkan media Islam yang kredibel dan berkualitas dengan berdonasi melalui Berzakat.id.

Donasi Sekarang

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment