Nailah ra. : Kisah Kesetiaan Seorang Istri

Nailah ra. : Kisah Kesetiaan Seorang Istri

Nailah Kisah Kesetiaan Seorang Istri

Suaramuslim.net – Menjadi istri yang setia perlu keteguhan cinta dan pengorbanan yang tiada batas. Rela mati untuk amanah agama yang diemban oleh sang suami. Seperti kisah setianya seorang istri yang satu ini, bukti kesetiaannya telah tercatat dalam tinta sejarah emas Islam. Mari kita telusuri bersama kisahnya.

Dia adalah Nailah binti Faridh, istri khalifah ketiga, Utsman bin Affan. Sejarah mencatatnya sebagai seorang perempuan yang cerdas dan melakukan beberapa aksi mengagumkan. Ia masuk Islam setelah pernikahannya dengan Utsman, yaitu pada tahun 28 H dan selanjutnya menghafal Al Quran dan As Sunnah dalam waktu singkat.

Nailah binti Faridh ra. merupakan seorang perempuan pemberani, sampai-sampai ia digelari al-Farafidhah, nama salah satu jenis singa. Keberaniannya ini terlihat jelas ketika terjadi pengepungan terhadap rumah Khalifah Utsman oleh para pemberontak. Para pemberontak itu memutus suplai makanan dan air ke rumah Utsman.

Bahkan, mereka juga tidak membolehkan Utsman untuk melaksanakan sholat di masjid serta memintanya melepaskan jabatan khalifah. Permintaan tersebut ditolak keras oleh Utsman sembari berkata, “Saya tidak akan melepaskan pakaian yang telah dipakaikan Allah subhanahu wa ta’ala kepada saya.”

Pengorbanan demi sang suami

Ketika krisis memuncak, para pemberontak kemudian mulai memanjat pagar rumah Utsman sambil menghunus pedang dengan maksud untuk membunuh Utsman. Tidak lama berselang, seorang pemberontak telah mendekati Khalifah Utsman dan menebaskan pedangnya. Tindakan berani lalu dilakukan Nailah. Ia segera menyambut pedang tajam itu dengan tangannya hingga beberapa jari tangannya terputus.

Tanpa mempedulikan hal tersebut, Nailah binti Faridh berteriak kepada salah seorang pelayannya yang bernama Rabah, “Wahai Rabah, ringkus orang ini.” Rabah yang saat itu tengah memegang pedang di tangannya segera membunuh orang itu. Akan tetapi, beberapa detik kemudian, seorang pemberontak lain juga berhasil masuk rumah dan langsung meletakkan ujung pedang ke perut Khalifah Utsman. Melihat hal itu, Nailah kembali dengan gagah berani mencengkeram pedang itu hingga tangannya kembali berlumuran darah.

Ketika sang suami wafat

Ketika huru-hara tersebut mereda dengan terbunuhnya Khalifah Utsman, beberapa orang sahabat, diantaranya Mu’awiyah bin Abi Sufyan, kemudian mengajukan pinangan kepada Nailah. Akan tetapi, Nailah menolaknya sebagai wujud kesetiaan kepada Utsman, Ia selanjutnya juga memecahkan beberapa gigi serinya dengan batu, padahal ia seorang yang terkenal memiliki gigi yang bagus.

Perjalanan hidup Nailah binti Faridh telah memberikan contoh terhadap bentuk kesetiaan dan kecintaan seorang istri kepada suami, baik semasa hidup maupun setelah meninggal. Semoga Allah mengampuni dan menempatkannya di surga. Aamiin.

Kontributor: Aisy
Editor: Oki Aryono

*Script writer dan audio editor

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment