Umroh; Ibadah dalam Bertamu

Umroh; Ibadah dalam Bertamu

Umroh Ibadah dalam Bertamu

Suaramuslim.net – Ibadah dalam agama Islam yang sempurna sungguh bervariasi dan banyak macamnya. Ada yang harian, pekanan, bulanan bahkan tahunan. Ada yang bersifat ruhiyah (ruh), jasadiyah (jasad), atau maliyah (harta).

Ibadah umroh adalah salah satu ibadah utama yang mencakup tiga unsur tersebut. Selain untuk menyucikan jiwa, ia juga membutuhkan jasad yang sehat dan kuat, pun harta yang cukup untuk mendukung seluruh kebutuhan ibadah, khususnya bagi mereka yang jauh dari tanah suci, Makkah Al Mukarromah.

“Umroh ke umroh adalah penghapus dosa antara keduanya…” Begitulah sabda Nabi.

Jika dilakukan dengan niat dan prosesi yang sesuai syariat, ibadah umroh terjanjikan pahala yang besar dan pengampunan dosa dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Ibadah ini juga memberikan kesempatan bagi yang mengerjakannya untuk menapak tilas langsung kehidupan Baginda nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Alhamdulillah, bangsa Indonesia sebagai bangsa terbesar jumlah penduduk muslimnya merupakan bangsa yang juga gemar berhaji dan berumroh. Saking gemarnya, ada yang memaksakan pergi haji atau umroh setiap tahun. Tidak heran jika quota haji dan umroh di Nusantara semakin hari semakin membengkak. Masyallah Tabaarakallah! Insyallah umroh maqbulah dan haji mabrurah untuk mereka.

Selain kegemaran muslim Indonesia untuk pergi umroh, di tanah suci Makkah-Madinah pun mereka juga terkenal sebagai jamaah yang pemurah, tenang, sopan, bersahabat, dan paling mudah diatur. Tidak heran jika bangsa – bangsa lain, khususnya Saudi banyak yang kagum dengan uniknya karakter, keagamaan juga peradaban kita, bangsa Indonesia.

Sayang sekali. Berat sebenarnya untuk menyisipkan kata sayang dalam tulisan ini, namun apa boleh dikata kita membutuhkannya demi menambah baik lagi hal-hal baik yang sudah kita miliki. Sayang sekali, beberapa hari yang lalu image dan kesan baik bangsa Indonesia yang sudah sejak dulu tertanam di hamparan padang pasir ini sedikit terganggu oleh segelintiran orang yang jika boleh saya katakan hanya ingin “show-up” atau pamer dengan jamaah atau ibadahnya. Ada yang menari-nari dipelataran Masjidil Haram, ada yang baca pancasila, bahkan ada yang menyanyikan lagu “ya lal wathon” saat Sa’i. Parahnya, mereka merasa benar dengan hal tak biasa yang mereka lakukan dengan menunjukkan dalil-dalil tanpa mengoreksi atau mengetahui hakikat dalil-dalil tersebut yang sebenarnya.

Tak perlu jauh-jauh kita membahas dalil boleh atau tidaknya karena ini bukan tentang hukum boleh atau tidak boleh saja. Ini adalah tentang hal yang lebih penting dari sekedar argumentasi dan adu pendapat. Ini adalah tentang karakter sebuah bangsa dan peradabannya. Kita tentu tidak mau bangsa kita yang besar “tercemar” oleh segelintir orang yang mungkin saja tidak tahu dan tidak ada niat mencemarkannya.

Tulisan ini ingin menegaskan bahwa ibadah umroh adalah ibadah dalam “bertamu”. Adab bangsa kita, juga bangsa-bangsa lain di seluruh dunia, dari zaman dahulu hingga detik ini, tamu harus memiliki sopan santun. Terlebih, jika kita bertamu pada Dzat yang Maha Agung yang mana tamunya bukan hanya kita saja. Ada tamu-tamu lain yang mungkin saja terganggu dengan tingkah dan kelakuan kita.

Lebih dari itu semua, yang namanya “show-up” dan pamer dalam ibadah itu dilarang keras dalam agama kita karena itu adalah syirik yang tersembunyi. Apa tidak sayang, berlelah-lelah dengan biaya yang tak sedikit hanya untuk ibadah yang sia-sia? Naudzubillah!

Semoga Allah menerima segalah ibadah kita yang besar maupun yang kecilnya. (Ditulis di Makkah, Sabtu 3 Maret 2018 / 14 Jumadil Akhir 1439)

Oleh: Imam Gozali
Editor: Oki Aryono

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment