Kisah Uwais Al Qarni: Cinta Super untuk Ibunya

Kisah Uwais Al Qarni: Cinta Super untuk Ibunya

Kisah Uwais Al Qarni Cinta Super untuk Ibunya

Suaramuslim.net – Jika ditanya apakah Anda menyayangi ibu Anda? Tentu banyak dari Anda yang langsung mengangguk dan menjawab iya. Tapi, seberapa besar cinta yang anda berikan untuk ibu Anda? Apakah itu diukur dengan harta yang Anda berikan kepada Ibu? Atau kasih sayang dan perhatian penuh kepadanya? Jika berbicara tentang harta maupun perhatian, sepertinya kita perlu melihat kisah teladan yang satu ini.

Sosok yang satu ini tidak hanya berkorban harta, perhatian, tenaga dan kasih sayang, tapi semua yang ada pada dirinya, Ia ikhlaskan untuk memenuhi impian sang ibu. Dan lebih sempurnanya lagi, Ia meniatkan semua itu sebagai wujud tawakalnya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Maka bisa dikatakan, cinta pada ibunya ini benar-benar kualitas super.

Pemuda Yaman

Uwais Al Qarni adalah seorang pemuda yang hidup di Yaman. Sosoknya tidak biasa, ia dikenal sebagai pemuda yang kulitnya belang-belang karena penyakit sopak yang dideritanya.  Namun ia lebih dikenal lagi karena saleh dan sangat berbakti kepada sang ibu yang telah renta dan lumpuh. Uwais selalu menjaga, merawat dan memenuhi semua yang diminta ibunya. Hingga suatu saat, sang ibu meminta sesuatu yang sulit dikabulkan oleh Uwais.

“Nak, Ibu merasa sudah tak lama lagi hidup bersamu di dunia ini. Ibu sangat ingin berhaji, tolong ikhtiarkan keinginan terakhir ibu ini ya!”, pinta sang ibu.

Mendengar permintaan sang ibu, Uwais termenung lama. Perjalanan Yaman ke Makkah sangatlah jauh, apalagi harus melewati medan sulit berupa padang tandus yang panas. Orang-orang Yaman biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan untuk ke Makkah. Lalu bagaimana dengan Uwais yang sangat miskin dan tidak memiliki kendaraan?

Uwais Al Qarni berfikir keras mencari jalan keluar. Sampai suatu hari ia membeli seekor anak lembu. Orang-orang berfikir, untuk apa Uwais membeli anak lembu itu? Apakah ia akan menaikinya untuk pergi ke Makkah? Mana mungkin menggunakan seekor lembu untuk perjalanan ke Makkah?

Setelah membeli anak lembu, Uwais membangun kandang di atas bukit, dan setiap pagi ia bolak-balik menggendong anak lembu itu naik-turun bukit. Orang-orang yang melihatnya mengira Uwais telah gila karena menganggap aneh tingkah laku Uwais.

Sementara Uwais sendiri tak peduli apa kata orang dan tidak ada hari yang terlewat tanpa menggendong lembu itu naik-turun bukit. Makin hari, tenaga yang dibutuhkannya semakin besar karena berat lembu itu semakin bertambah. Namun karena latihan setiap hari anak lembu yang membesar itu tak terasa lagi.

Delapan bulan berlalu, tibalah waktu berhaji, tahulah orang-orang maksud Uwais, ternyata ia sedang berlatih untuk menggendong ibunya pergi berhaji. Uwais menggendong sang ibu berjalan kaki dari Yaman ke Makkah. Sungguh bukti cinta bakti yang sangat besar seorang anak pada ibunya. Uwais rela menempuh perjalanan jauh dan sulit demi memenuhi mimpi sang ibu.

Ketika wukuf, di hadapan Ka’bah, ibu dan anak itu berdoa.

“Ya Allah ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais.

Mendengar hal ini, ibunya bertanya,”Bagaimana dengan dosamu anakku?”

Uwais menjawab, “Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho ibu yang akan membawaku ke surga.”

Mendengar keinginan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah subhanahu wa ta’ala memberi karunia untuknya. Uwais seketika sembuh dari penyakit sopaknya. Hanya tertinggal bulatan putih di telapak tangannya. Mengapa? Itulah tanda untuk Umar ra. dan Ali ra., untuk mengenali Uwais.

Mereka sengaja mencari di sekitar Ka’bah karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpesan, “Di zamanmu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kalian berdua, pergilah mencarinya. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman.”

“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan bannyak bertanya, demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan)”. (HR. Bukhori dan Muslim)

Sungguh luar biasa kisah teladan birrul walidain (berbakti kepada orang tua) dari Uwais ini.

Kontributor: Aisy*
Editor: Oki Aryono

*Script writer dan audio editor

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment