Suaramuslim.net – Perkembangan teknologi yang menembus batas geografis, membuat para orangtua punya tantangan sendiri dalam menanamkan nasionalisme pada anak. Lalu bagaimana caranya?
Perkembangan teknologi itu, membuat semua informasi sangat mudah diakses. Budaya asing dengan sangat mudah masuk ke ruang-ruang pribadi anak-anak kita. Jika tontonan itu terus-menerus didapatkan, akan menjadi kebanggaan tersendiri.
Selama ini orangtua mempercayakan sekolah dalam hal pendidikan moral dan sejarah untuk anak agar sikap nasionalisme tumbuh. Ilmuparenting.com menuliskan bahwa mempercayakan sekolah dalam hal menumbuhkan rasa nasionalisme tidaklah cukup. Dikutip dari republika, sejarawan dan budayawan Yapi Panda Abdiel Tambayong atau lebih dikenal dengan nama Remy Silado, mengungkapkan bahwa generasi milenial masa kini mulai krisis rasa kebangsaan dan nasionalisme. Ia mengatakan bahwa secara keseluruhan, kondisi kebangsaan saat ini terbilang memprihatinkan.
Untuk itu, orangtua juga memiliki peran besar dalam menumbuhkan rasa nasionalisme pada anak. Orangtua bisa memulainya dengan menumbuhkan pandangan yang positif, optimis dan cinta pada bangsa dan negara. Hal ini adalah suatu bentuk sikap nasionalisme yang bisa ditanamkan pada anak sejak dini.
Peran orangtua sangat dibutuhkan karena dari lingkungan terdekat anak yakni keluarga inilah sikapnya dan cara pandangnya terhadap bangsanya terbentuk. Theasianparent.com menuliskan cara menanamkan rasa nasionalisme pada anak, berikut ulasannya.
Memperkenalkan Aneka Ragam Budaya Indonesia
Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan warisan budaya dan adat istiadatnya dari Sabang hingga Merauke. Orangtua dapat memperkenalkan budaya daerah keluarga sendiri. Banyak sekali yang bisa digali dan diperkenalkan kepada anak dari lagu, bahasa, baju khas, makanan, rumah hingga cerita rakyat yang berasal dari daerah asal orang tua.
Dongeng rakyat sangat bagus dan sarat makna untuk diajarkan bagi anak daripada dongeng berasal dari luar negeri, seperti kisah Timun Mas, Tangkuban Perahu. Begitu pula dengan lagu daerah yang tak kalah bermakna dari lagu modern, contohnya Anak Kambing Saya, Ampar-Ampar Pisang, dan masih banyak lagi. Membawa anak ke Taman Mini Indonesia Indah, di mana ada rumah-rumah adat Indonesia bisa menjadi pembelajaran bagi anak akan keanekaragaman bangsa ini sekaligus meningkatkan nasionalisme anak.
Gunakan Produk Karya dalam Negeri
Anak dapat dilibatkan dan diperkenalkan untuk menggunakan barang atau produk hasil karya anak bangsa. Salah satu contoh adalah mengenakan baju batik. Dengan menggunakan baju batik sekeluarga, orang tua dapat mengajak anak untuk mencintai hasil karya Indonesia. Bahkan orangtua dapat mengajak anak datang ke pusat batik dimana anak bisa belajar bagaimana membuat batik dengan canting. Selain batik, kain seperti kebaya, sarung, ulos juga bisa digunakan dan diperkenalkan orangtua agar anak semakin bangga akan Indonesia.
Memperkenalkan Sejarah Indonesia
Kisah pahlawan nasional sangat menarik untuk diperkenalkan bagi anak karena anak dapat mengetahui perjuangan dan pengorbanan para pahlawan karena sikap nasionalisme mereka dan kecintaannya pada bangsa dan negara. Sehingga sekarang kita dapat hidup merdeka, tenteram dan damai tanpa perang. Namun perlu diperhatikan agar diberikan penjelasan sesuai usia pemahamannya.
Salah satu cara efektif yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah membawa anak berwisata ke museum, seperti Museum Nasional, Museum Proklamasi, Museum Sumpah Pemuda yang terletak di Jakarta. Selain melihat langsung diorama perjuangan para pahlawan, anak dapat belajar tentang perjalanan bangsa ini. Ada sebuah pepatah yang berbunyi ‘bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya’, jadi sangatlah perlu sejarah bangsa diajarkan kepada anak demi menanamkan sikap nasionalisme padanya.
Mendidik Anak Menghargai Perbedaan
Sejak dini, anak harus belajar untuk menghargai perbedaan terutama dalam kaitannya dengan sikap nasionalisme dan anti rasisme. Perlu ditekankan pada anak bahwa setiap manusia itu unik ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala, dengan bermacam-macam warna kulit, latar belakang budaya, suku, agama dan bahasa yang berbeda. Seperti semboyan negara kita “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu, anak Indonesia harus menghargai dan menghormati perbedaan bukannya menghina atau mengucilkan anak lain dengan etnis, agama atau latar belakang yang berbeda.
Memperkenalkan Permainan Tradisional
Anak dapat diajak bermain permainan tradisional seperti congklak, ular naga panjangnya, bekel, gasing dan sebagainya. Permainan khas Indonesia ini dapat menambah pengetahuan sekaligus dapat menjadi ajang sosialisasi dengan teman sebaya anak. Ternyata permainan Indonesia sangat seru dan bisa dimainkan bersama keluarga dan teman-temannya.
Kontributor: Mufatihatul Islam
Editor: Muhammad Nashir